Selasa, 23 Juni 2020

Kegiatan tak hanya di dunia nyata

Dalam hal  internet dan media sosial,memperlihatkan bahwa interaksi sosial berlangsung pula di virtual world atau dunia maya.


  Dunia maya atau pun realitas virtual dipahami dalam konteks cyborg atau teknologi masa depan, menciptakan banyak dunia yang dapat dieksplorasi.

  Termasuk beberapa waktu yg lalu baru baru ini,sebuah rapat pemerintahan pun terselenggara di dunia maya atau virtual world juga halnya pembangunan dibidang sumber daya manusia yang mana dikarenakan fasilitas belajar mengajar ditutup (sekolahan).

    Jika menilik hal tersebut, sebuah kegiatan  yang biasanya hanya dilakukan di dunia nyata, di dunia maya pun bisa.

    Interaksi sosial lewat internet atau media sosial juga bisa menjadi sarana sebuah kegiatan,termasuk halnya sebuah perkumpulan di grup Whatsap, Facebook dan lain lain, diantara sebuah kegiatannya adalah saling berbagi postingan dengan banyak tema konten pula kegiatan diskusi.

 Bila di tarik lebih jauh akan hal itu, tidak hanya di dunia nyata sbuah komunitas,sebuah paguyuban,atau sebuah perkumpulan pula secara individu perseorangan bisa menjadikan virtual world ( internet, media sosial ) sebagai wahana berkegiatan

Minggu, 14 Juni 2020

ASAL USUL NAMA DESA TULUNGAGUNG

"AWAL MULA TERBENTUKNYA DESA TULUNGAGUNG"

     Dikutip dari Crew Cakrawala Maya blogspot dan dari beberapa sumber yang telah diwawancarai.
     
      Awal sejarah terbentuknya desa diawali dengan terbentuknya kelompok masyarakat akibat sifat manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki dorongan kodrat atau kepentingan yang sama (hukum adat)

     Kapan awal pembentukan Desa Tulungagung Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro hingga sekarang sulit diketahui secara pasti tangal,bulan dan tahunnya.

     Namun dari beberapa referensi serta penggalian Sejarah Desa Tulungagung, disimpulkan dan didapatkan Literasi Desa  atau Hukum Adat sudah ada sejak dulu jauh sebelum Penjajah Belanda datang ke Nusantara.
 
      Sebagai bukti akan hal itu pada akhir tahun 1350 Masehi adanya Prasasti Kawali di Jawa Barat dan di tahun 1381 Masehi dengan Prasasti Walandit di Tengger Jawa Timur.

     Setelah Penjajah Belanda masuk ke Nusantara, Pemerintah penjajah mengatur dengan Undang Undang Pemerintahan Hindia Belanda yang disebut "Regeling Reglemen" praktis Desa,Kampung atau dengan sebutan yang lain diberi kedudukan hukum pada tahun 1924.

    Jika merujuk apa yang diungkapkan oleh salah satu Crew Cakrawala Maya Blogspot tersebut,bahwasanya di sekitaran pertengahan tahun 1925 sampai tahun 1942, yang ketika pada masa pemerintahan Desa Tulungagung   dipimpin oleh Kepala Desa yang bernama KATIJO (masa itu disebut Petinggi) dengan adanya perubahan aturan terkait kewilayahan Desa dan adanya GADU ( dimusim kemarau sawah bisa ditanami Padi) atau kini disebut Areal dengan sistem irigasi yang airnya dari aliran Waduk Pacal.

       Setelah penerapan pengaturan wilayah desa oleh Pemerintahan Hindia Belanda ( Dulu disebut Pendombelan atau peleburan blok ) Blok Besari yang dulu merupakan bagian dari wilayah Ngampon ( sekarang wilayah Desa Sugih Waras Kecamatan Kepoh Baru ) dilebur menjadi satu Kewilayahan Desa bersama Blok Nja,an dan Blok Mbutoh.

     Dan adanya panen Padi pertama dimusim kemarau ketika itu, maka dulu wilayah yang biasanya dimusim kemarau kekurangan air namun dimusim penghujan air cukup melimpah dan membuat banjir area persawahan tempat bercocok tanam penduduk,akhirnya Desa tersebut diberi nama Desa Tulungagung.

     Karena adanya Gadu dimusim kemarau yang menolong maka di sebut  "Tulung" dan melimpah ruahnya air dimusim penghujan maka disebut "Agung" maka tersebutlah nama TULUNGAGUNG dan menjadi nama Desa TULUNGAGUNG hingga kini yang menjadi bagian wilayah Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro.

      Demikian sedikit kisah  Sejarah Desa Tulungagung yang mana masih perlu banyak kajian dan telisik serta masih banyak kekurangan akan fakta serta bukti otentik,artefak,prasasti. Namun setidaknya tulisan ini bisa mengurai dan mengenalkan sejarah akan cikal bakal berdirinya dan nama Desa Tulungagung.      ( Red )

    #Keterangan: Tulisan dan cerita ini tidak mengeklaim bahwa seratus persen benar dan valid dan mengajak  publik saling bercerita untuk mengali sejarah Desa Tulungagung,karena Tulungagung merupakan Desonem,Desoku,Desokita semua

Senin, 08 Juni 2020

Sepeda Antik Sarat akan Sejarah

            Foto Paguyuban Onthel Lawas Mengaspal (numpak Unto) 
  
Bojonegoro - Saat ini ontel sudah menjadi sepeda tua dan langka, meski begitu sepeda ontel masih diminati. 

  Sepeda ontel sudah akrab dalam sejarah bangsa Indonesia -+ sejak 1880-an dan mulai banyak pada era 1910.

  Di masyarakat, sepeda lawas itu dikenal 
dengan beberapa sebutan, seperti onthel, jengki,dan kumbang.

 Sepeda onthel atau juga terkadang disebut sebagai sepeda unta, sepeda kebo, atau pit pancal adalah sepeda standar dengan ban ukuran 28 inchi yang biasa digunakan oleh masyarakat perkotaan sampai tahun 1970.
  
Saat peran sepeda makin terdesak oleh 
beragam teknologi yang disandang kendaraan bermesin (mobil dan 
motor) khususnya dikota, maka sebagian orang mulai tertarik untuk melestarikan sejarah lewat 
koleksi sepeda antik. 
 
Kabar baik akan itu, kini para pelestari sejarah lewat sepeda antik tidak hanya dikota, namun merambah sampai ke desa.,Salah satunya

"Paguyuban Onthel Lawas Mengaspal (Numpak Unto)"

  Kebanyakan dari anggota paguyuban tersebut,dari Desa Tulungagung Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro.  (Red) 
    
   Simak serunya video Paguyuban Onthel Mengaspal (Numpak Unto). 
https://youtu.be/Oudl0TqeXSI




  . 
    

BERMUSYAWARAHLAH UNTUK MENGGAPAI CITA-CITA YANG MEMBAWA BERKAH

BERMUSYAWARAHLAH UNTUK MENGGAPAI CITA-CITA YANG MEMBAWA BERKAH . Setiap manusia menginginkan untuk menjadi lebih baik dan memiliki sesuatu y...